Untuk
pertama kalinya pelaksanaan Bursa
Inovasi Desa (BID) pada tahun 2019 diselenggarakan tidak dipusatkan di
Kabupaten, melainkan digabungkan beberapa kecamatan menjadi beberapa klaster (cluster). Untuk Kabupaten Sanggau
terbagi menjadi 5 klaster dari 15 kecamatan yang ada. Klaster pertama yang
melaksanakan BID tahun 2019 yakni klaster 2 yang meliputi Kecamatan Kembayan,
Kecamatan Bonti dan Kecamatan Jangkang. Bursa Inovasi Desa (BID) untuk klaster
2 ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 Juli 2019 di Rumah Botang Desa
Sebongkuh Kecamatan Kembayan.
Hadir
dalam kegiatan BID Klaster 2 ini dari perwakilan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), perwakilan World Bank, Konsultan
Nasional Program Inovasi Desa (KN-PID), Konsultan Nasional Program Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (KN-P3MD), Tim Konsultan P3MD Provinsi
Kalimantan Barat, Wakil Bupati Sanggau, Tim Pendampingan Desa P3MD Kabupaten
Sanggau serta Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) dari Kecamatan Kembayan, Jangkang
dan Bonti.
Dalam
sambutannya, perwakilan dari Kemendes PDTT yakni Bapak Asep antara lain
menyampaikan bahwa Bursa Inovasi Desa (BID) dilaksanakan sebagai ruang untuk
pertukaran pengetahuan kegiatan-kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa yang dinilai inovatif, sehingga Desa medapatkan referensi bagi
kegiatan pembangunan yang menggunakan dana desa. Sementara itu Wakil Bupati
Sanggau, Bapak Yohanes Ontot dalam sambutannya, sebelum membuka BID secara
resmi, antara lain mengingatkan kepada seluruh peserta Bursa Inovasi Desa (BID)
diharapkan agar serius dalam mengikuti kegiatan ini karena sangat penting bagi
kemajuan pembangunan di desa, yakni bagaimana desa mampu menerapkan kesempatan
pertukaran ide dalam even ini pada perencanaan pembangunan di desanya
masing-masing sesuai dengan potensi yang dimiliki dan dengan skala prioritas
kebutuhan desa.
Hal yang menarik dalam pelaksanaan Bursa
Inovasi Desa (BID) klaster 2 ini adalah menghadirkan nuansa etnik dan tradisi
lokal yang sarat dengan kearifan lokal (local wisdom) adat budaya Suku Dayak. Spirit untuk
menampilkan dan sekaligus melestarikan budaya Suku Dayak ini tercermin dalam
banyak hal selama proses pelaksanaan Bursa Inovasi Desa (BID). Pertama, dari sisi
pemilihan lokasi pelaksanaan BID yang langsung berada di sentral aktivitas
budaya Suku Dayak yakni di Rumah Botang Romin Bunuo yang terletak di Jalan
Merowi Desa Sebungkuh Kecamatan Kembayan. Kedua, pakaian yang digunakan oleh
panitia sebagian besar bernuansa etnis. Ketiga, upacara penyambutan tamu
dilakukan dengan upacara adat dan juga tari-tarian penghormatan kepada tamu
yang juga disajikan dalam bentuk tari Suku Dayak.
Ide untuk menggunakan simbol-simbol etnik dalam
pelaksanaan Bursa Inovasi Desa (BID) ini patut untuk diapresiasi. Selain spirit untuk menjaga
kelestarian budaya Suku Dayak, balutan etnis dan tradisi ini juga memberikan
edukasi tentang kekayaaan ragam budaya nusantara, khususnya yang berada di
tanah Kalimantan, lebih khusus lagi di sekitar wilayah Kabupaten Sanggau.
Selain itu, tampilnya tradisi adat istiadat baik berupa upacara penyambutan,
pakaian adat, tari-tarian juga merupakan hiburan bagi para tamu, undangan dan
juga panitia Bursa Inovasi Desa (BID) Klaster 2 ini.
P2KTD Bursa A (Bp. Abang Amirullah) dan Tamu dari Kemendes
Harus
diakui bahwa pelaksanaan Bursa Inovasi Desa (BID) Klaster 2 di sana-sini
terdapat kekurangan, namun hal tersebut masih dapat dimaklumi mengingat
persiapan kegiatan yang relatif sangan singkat. Apapun itu, kita patut
memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,
yang dengan keikhlasan sudah berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi
suksesnya kegiatan ini. Good job.@wry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar